Kamis, 31 Maret 2011

KEMATIAN ZHANGFEI


Setelah Kematian Guan Yu,,Liu Bei ingin membalaskan Dendam kepada Sun Quann karena telah membunuh adik angkatnya tetapi Zhao Yue Menentang usulan ini dan berkata, "Pemberontak sebenarnya adalah Cao bukan Sun. Sekarang Cao Pi telah berani membunuh kaisar dan naik takhta menjadi kaisar, hal ini telah membuat Dewa dan manusia murka. Kau harus mengirim pasukan keperbatassan disungai Wei dan dari sana kita akan menyerang pemberontak. Setelah itu orang2x yang setia di timur perbatasan akan membawa beras dan kuda mereka serta menyambutmu. Jika kau menyerang Wu dan mengabaikan sungai Wei, maka pasukanmu akan terbagi keselatan. Dapatkan kau segera membawa pasukanmu keutara jika keadaan membutuhkan ? Aku harap kau mempertimbangkan hal ini."

Liu Bei lalu berkata, "Sun Quan telah membunuh adikku dan lebih lagi, Fu Shiren, Mi Fang, Pan Zhang dan Ma Zhong berada disisinya. Mereka semua adalah orang yang sangat kubenci hingga aku dapat memakan daging mereka dan menjadikan keluarga mereka debu. Aku harus membalaskan dendam ini, mengapa kau ingin mencegahmu melakukan hal ini ?"

"Karena masalah dengan Cao2x adalah masalah publik sedangkan membalaskan dendammu ini adalah masalah pribadi. Masalah kekaisaran harus merupakan masalah yg utama."

"Apa perduliku dengan besarnya daerah kekuasaan jika aku tidak dapat membalaskan dendam adikku ?" Jwb Liu Bei.

Akhirnya Zhao Yue berhenti untuk mendebat dan perintah segera diberikan untuk menyiapkan tentara menyerang Wu. Liu Bei juga mengirim utusan ke 5 lembah untuk meminjam pasukan dari suku2x disana. Suku2x disana mau mengirimkan 50.000 prajuritnya untuk membantu Liu Bei. Dia juga mengirim utusan ke LangZhong dan memberi Zhang Fei jabatan Jendral Pasukan Berkuda kekaisaran serta Gelar Bangsawan XiXiang dan juga gubernur LangZhong.

Ketika Zhang Fei mendengar berita kematian Guan Yu ditangan Sun Quan, dia menangis sedih sekali dari pagi hingga malam. Pakaiannya basah karena air matanya. Bawahannya berusaha menyenangkan hatinya dengan memberinya arak, tetapi dia terlalu banyak minum dan akhirnya mabuk. Hal ini menyebabkan sikap buruknya kambuh lagi yang akhirnya dilampiaskannya pada setiap mereka yang bersalah didalam pasukannya. Beberapa orang bahkan meninggal karena siksaannya ini. Setiap hari dia menatap keselatan dgn tatapan penuh amarah. Dia menangis dan berteriak tanpa henti.

Lalu utusan Liu Bei datang dan Zhang Fei segera menemuinya. Ketika Zhang Fei membaca titah kakaknya itu dia menerima semua gelar dan jabatan yang diberikan padanya. Dia bersujud kearah utara untuk menghormati titah kaisar dan kemudian dia menjamu utusan itu.

Dia berkata, "Dendamku atas kematian kakakku sedalam lautan. Kenapa para pejabat di istana tidak mengusulkan untuk membalaskan dendam ?"

Utusan itu menjawab, "Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menghancurkan Wei baru kemudian berurusan dengan Wu."

"Omong kosong apa ini ? Ketika kami bertiga bersumpah dibawah pohon persik, kami bersumpah untuk hidup dan mati bersama. Sekarang, Kakakku telah tewas dan apakah kami dapat menimati kemuliaan tanpa dirinya ? Aku harus menemui Kaisar sekarang dan memohon padanya untuk dapat memimpin pasukan. Aku akan memakai pakaian berduka dan dengan pakaian itu aku akan menghancurkan Wu dan menangkap Sun Quan. Sun Quan akan kujadikan kurban diatas makam kakakku sebagai bukti bahwa kami msh menjunjung sumpah kami." Kata Zhang Fei.

Zhang Fei bersama utusan itu kembali keibu kota Cheng Du. Sementara itu Liu Bei sedang melatih tentaranya. Setiap hari dia pergi ketempat latihan tentara, dan dia telah memutuskan kapan waktunya untuk bergerak, dia juga akan memimpin sendiri pasukan ini. Sementara itu beberapa pejabat istana datang menuju kediaman Perdana Menteri Zhuge, disana mereka berdiskusi untuk meminta Zhuge Liang membujuk Liu Bei.

Mereka berkata, "Hal ini tidak benar karena posisi kaisar itu sangat penting, dia seharusnya tidak pergi menuju medan perang apalagi dia baru saja naik takhta. Tuan Zhuge, Anda adalah Perdana Menteri dan teman baik kaisar, mengapa anda tidak mencoba untuk mencegah hal ini ?"

"Aku telah mencobanya dengan berbagai cara, tetapi dia tidak mau mendengar. Sekarang kalian semua ikut denganku ketempat latihan tentara dam kita akan mencoba sekali lagi."

Akhirnya mereka semua pergi kesana secepatnya, Zhuge liang sebagai pemimpin rombongan ini lalu berkata, "Yang Mulia, kau baru saja naik takhta. Jika ekspedisi kali ini untuk menyerang ke utara dan menghancurkan pemberontak yang melawan Han maka tampakya pantas bagi seorang Kaisar untuk turun tangan sendiri. Tetapi jika untuk menyerang Wu aku rasa Seorang pejabat tinggi saja sudah cukup untuk melakukan hal itu. Kenapa Yang mulia harus bersusah payah dan berletih diri untuk hal ini ?"

Liu Bei tersentuh oleh perhatian dari para menterinya sedang akan berubah pikirannya sampai tepat pada waktu itu Zhang Fei tiba ditempat itu. Zhang Fei segera bersujud dan memegang kaki Liu Bei sambil menangis. Liu Bei pun ikut menangis melihat kehadiran adikknya ini.

"Yang Mulia sekarang adalah pemimpin dari negara dan tampaknya telah lupa akan sumpah kita dibawah pohon persil. Kenapa kematian Kakak Guan tidak dibalaskan dendamnya ?"

Liu Bei menjawab, "Banyak pejabat dan menteri yang mencegahku melakukan hal itu. Aku tidak boleh bertindak sembarangan."

"Apa yang mereka tahu mengenai sumpah kita ? Jika yang mulia tdk mau pergi maka biarkan aku mengorbankan diriku untuk membalasa dendam kakak Guan. Jika aku tidak berhasil maka aku lebih baik mati dan tidak melihat mukamu lagi.", Kata Zhang Fei.

"Maka aku akan pergi denganmu, Bawalah pasukanmu dari LangZhong dan aku akan membawa pasukanmu untuk menemuimu di JingZhou. Kita akan sama2x menyerang dan menghancurkan Wu."

Ketika Zhang Fei bangun dan akan berpamitan, Liu Bei berkata, "Aku tahu kelemahanmu adalah arak, kau menjadi sangat kasar dan menyakiti bawahanmu ketika kau mabuk. Ini sangat berbahaya dan merupakan jalan yang pasti menuju kekehancuran. Sekarang kau harus lebih baik kepada mereka dan tidak bersikap kasar lagi."

Setelah mengucapkan terima kasih, Zhang Fei berpamitan dan pergi.

Segera Liu Bei mempersiapkan pasukannya agar segera berangkat, Menteri Tinngi Qin Mi menemuinya dan berkata, "Bahwa kau, Yang Mulia, Tuan dari jutaan pasukan harus mengambil resiko besar atas dirinya. Aku rasa ini bukanlah hal yang pantas dilakukan, aku harap Yang Mulia mau mempertimbangkan hal ini ?"

Tetapi Liu Bei berkata, "Guan Yu dan aku adalah seperti satu tubuh dan yang kulakukan disini adalah sudah yang sepantasnya !"

Tetapi Qin Mi lalu langsung berlutut dan memegang kaki Liu Bei serta berkata, "Aku khawatir bencana akan menimpa Yang Mulia jika Yang Mulia tidak lagi mau mendengarkan kata2x hambamu ini."

Liu Bei kemudian menjawab dengan marah, "Kenapa kau menggunakan kata2x buruk seperti itu disaat aku akan berangkat ?"

Dia memerintahkan agar pengawal membawanya keluar dan menghukum mati dirinya. Tetapi Qin Mi tetap tidak bergeming dan tidak menunjukan rasa takut.

Dia hanya tersenyum dan berkata, "Aku mati tanpa penyesalan. Sungguh disayangkan bahwa kekaisaran yang baru terbentuk ini akan segera hancur sebelum benar2x sempat dimulai."

Segera para pejabat lainnya memohon agar hukuman dibatalkan, akhirnya Liu Bei memerintahkan agar Qin Mi dipenjarakan.

"Nasibmu akan ditentukan ketika pasukanku kembali." Kata Liu Bei.

Zhuge Liang mengirim petisi mendukung Qin Mi, dia menulis,

"Aku, Zhuge Liang, menulis kepada Yang Mulia mewakili diriku sendiri dan juga para pejabat tinggi lainnya. Kami mengetahui mengenai kepedihan yang mulia dengan hilangnya JingZhou dan juga meninggalnya seorang jendral besar yang merupakan adik yang mulia. Hal ini seperti hancurnya pilar yang menahan langit dan menyebabkan keguncangan dibumi ini dan kami tidak akan pernah melupakan hal ini. Tetapi juga harus diingat bahwa yang mengacaukan keadaan hingga jadi begini adalah Cao2x dan hancurnya Han juga bukan disebabkan Sun Quan. Kami berpikir bahwa hancurnya Wei akan menyebabkan penyerahan diri Wu, oleh karena itu aku memohon pertimbanganmu atas kata2x Qin Mi. Dengan begitu pasukan tidak perlu digerakan dan kita dapat memikirkan rencana untuk kemakmuran kekaisaran kita dan juga rakyat."

Setelah mendengarkan isi petisi itu, Liu Bei mengambilnya dan membuangnya kelantai, dia berkata, "Aku telah memtuskan dan tidak ada yang boleh memprotesnya lagi."

Kemudian dia menunjuk Perdana Menteri Zhuge untuk menjadi penanggung jawab keluarga dan juga kekaisarannya. Kemudian Jendral Ma Chao dan Ma Dai bersama Gubernur Wei Yan menjaga HanZhong dari serangan Wei. Zhao Yue diperintahkan untuk mengurusi persediaan dan melatih pasukan diibukota. Huang Quan dan Cheng Jin dijadikan penasehat, Ma Liang dan Chen Zhen diangkat menjadi sekertaris. Huang Zhong diangkat menjadi pemimpin pasukannya dibantu oleh Jendral Feng Xi dan Jendral Zhang Nan, Fu Tong dan Zhang Yi menjadi jendral pasukan tengah, Zhao Rong dan Liao Chun menjadi jendral pasukan belakang. Seluruh pasukan termasuk pasukan dari suku2x 5 lembah berjumlah 750.000 prajurit ditambah dengan pasukan Zhang Fei maka seluruhnya berjumlah 1.000.000 prajurit yang terbagi 700.000 prajurit infantri dan pemahan, 200.000 prajurit berkuda dan sisanya adalah prajurit pendukung. Lebih dari beberapa ribu pejabat tinggi sipil dan militer ikut tergabung dalam ekspedisi kali ini. Pada hari "Macan" dibulan ke 7 ditahun pertama Zhang Wu (Thn 220) dipilih sebagai hari pasukan ini mulai bergerak.

Segera setelah Zhang Fei kembali keposnya, dia memerintahkan agar pasukannya segera siap berangkat didalam waktu 3 hari dan seluruh pasukan harus memakai pakaian berduka.

Segera setelah perintah itu diberikan, dua jendral bernama Fan Jiang dan Zhang Da datang kepada Zhang Fei dan berkata, "Waktu yang tuan berikan tidak cukup untuk mebuat bendera putih dan juga baju zirah. Kami mohon tuan memberikan kami waktu lebih."

"Aku sedang inign membalaskan dendam kakakku ini ! Satu2xnya penyesalanku adalah aku tidak dapat sampai dinegeri bajingan itu esok hari. Apakah kalian berani melanggar perintahku ?"

Zhang Fei segera memanggil pengawalnya dan kedua jendral tadi diikat dipohon dan masing2x menerim 50 cambukan.

Setelah selesai Zhang Fei berkata, "Sekarang kau harus siapkan hal2x itu esok hari. Jika tidak, aku akan menghukum mati kalian berdua sebagai contoh !"

Kedua jendral tadi kembali ke tenda mereka dengan luka2x dan juga amarah.

Mereka berkata satu dengan yang lainnya, "Kita telah dipukuli hari ini. Bagaimana dengan esok hari ? Emosi orang ini sungguh menyeramkan dan jika kita belum dapat mempersiapkan hal ini esok maka kita pasti akan mati."

"Bagaiman jika kita bunuh dia sekarang juga. Karena jika kita tidak maka kitalah yang akan dibunuh." Jawab Zhang Da.

"Tetapi bagaimana cara kita untuk mendekati dia ?"

"Jika kita memiliki kesempatan hidup maka dia akan mabuk dan akan tidur malam ini. Jika kita memang akan mati maka dia akan tetap terjaga malam ini."

Mereka segera mengatur persiapan untuk menjalankan rencana mereka.

Hari itu Zhang Fei sangat gelisah dan dia tidak dapat tidur.

Dia berkata pada salah satu bawahannya, "Aku sangat tegang dan merasa gelisah. Aku tidak dapat tidur, apakah artinya hal ini ?"

"Hal ini karena kau terlalu memikirkan mengenai kakakmu." Jawab bawahannya itu.

Kemudian Zhang Fei memerintahkan mereka membawa arak dan dia minum2x dengan bawahannya. Kemudian dia menjadi mabuk dan terbaring ditendanya.

Sementara kedua orang jendralnya yang merencanakan membunuhnya mengetahui bahwa Zhang Fei sedang berbaring ditendanya dan mabuk. Mereka masuk kedalam tenda, masing2x dr mereka membawa pisau tajam. Mereka berkata pada penjaga tenda bahwa mereka memiliki masalah rahasia untuk dibicarakan dengan Zhang Fei dan meminta mereka untuk pergi.

Setelah itu mereka masuk kedalam tenda, tetapi mereka tidak berani melakukan hal apapun karena Zhang Fei selalu tidur dengan mata terbuka dan dia berbaring di atas ranjangnya seperti dia masih terbangun. Walaupun begitu, suara dengkurannya yang besar meyakinkan kedua orang itu bahwa Zhang Fei benar2x tertidur dan mereka pelan2x mendekat kearah Zhang Fei. Kemudian keduanya menusuk Leher dan juga Jantung Zhang Fei. Zhang Fei sempat melengking kesakitan dan kemudian dia terbujur kaku. Zhang Fei akhirnya mati ditangan bawahannya sendiri pada usia 55 thn.

Setelah melakukan pembunuhan ini, Fan Jiang dan Zhang Da segera memenggal kepala Zhang Fei dan membawanya ke Wu. Mereka pergi pada tengah malam. Ketika hal ini diketahui, mereka telah terlalu jauh untuk ditangkap.

Berita pembunuhan ini segera dilaporkan oleh Wakil Komandan Zhang Fei yang bernama Hu Ban. Dia menulis surat kepada Liu Bei dan meminta agar Zhang Bao menyiapkan peti mati untuk jasad ayahnya. Setelah upacara itu, Zhang Bao meninggalkan Zhang Shao, adiknya untuk mempertahankan LangZhong sementara dia bersama Hu Ban pergi menemui kaisar.

Hari keberangkatan telah tiba dan Kaisar Liu meinggalkan ChengDu. Zhuge Liang berserta para pejabat tinggi mengantarkannya sampai sejauh 5 li dari kota sebelum berpamitan.

Kembali ke Cheng Du Zhuge Liang lalu langsung merasa tidak enak badan dan dia berkata pada para pejabat yang lainnya, "Jika saja Fa Zheng masih hidup tentu dia bisa mencegah ekspedisi kali ini."

Kejadian ini kemudian ditulis ulang sebagai pepatah, "Yang Tdk dapat dilakukan Liang hanya dapat dijalankan oleh Zheng."

Suatu malam Liu Bei merasa tegang dan juga khawatir dari waktu ke waktu. Dia tidak dapat tidur, jadi dia pergi keluar tendanya dan melihat bintang. Tiba2x dia melihat meteor besar jatuh didaerah barat laut dan dia mulai berpikir apa yang terjadi. Dia segera mengirim utusan pada Zhuge Liang untuk menanyakan apa yang terjadi.

Zhuge Liang mengirim kembali pesan, "Itu artinya ada seorang pemimpin besar telah tiada dan kabar buruk ini akan sampai dalam beberapa hari."

Akhirnya pasukan diberhentikan dan disuruh berkemah. Kemudian Hu Ban dari LangZhong tiba.

Liu Bei langsung berdiri dan berkata, "AH ! Adikku yang lain telah tiada !"

Setelah membaca surat Hu Ban maka jelaskan apa yang dikhawatirkannya benar2x terjadi. Ketika dia membaca berita pembunuhan itu, dia langsung menangis keras sekali dan muntah darah lalu jatuh pingsan. Dia segera dibawa menuju tendanya dan kemudian tabib berusaha menyadarkannya.

Keesokan harinya dilaporkan bahwa ada sekelompok pengendara kuda datang. Liu Bei keluar dari kemahnya untuk melihat dan dia melihat seorang jendral muda berpakaian semua serba putih dan menerjang masuk. Liu Bei mengetahui bahwa dia adalah Zhang Bao.

Segera Zhang Bao turun dari kudanya dan dia bersujud dan menangis, "Ayahku telah dibunuh oleh Fan Jiang dan Zhang Da, mereka berdua telah pergi ke Wu dan membawa kepala ayahku bersama mereka !"

Berita ini sangat membuat Liu Bei sedih dan Liu Bei pun menangis sepanjang hari serta menolak makanan.

Para pejabatnya memohon padanya dan berkata, "Sekarang Yang Mulia memiliki dua saudara untuk dibalaskan dendamnya, maka Yang Mulia harus menjaga kesehatan."

Setelah beberapa waktu dia mulai mau makan dan minum dan dia kemudian menawarkan Zhang Bao menjadi pemimpin pasukan," Apakah kau dan Hu Ban mau memimpin pasukan untuk menyerang Wu dan membalaskan dendammu ?"

"Untuk negaraku dan juga ayahku, aku tidak akan takut berkorban apapun." Jawab Pemuda itu.

Baru saja Zhang Bao akan melakukan pengaturan pasukan, tiba2x sekelompok pasukan berkuda lainnya tiba dan juga memakai pakaian berduka. Pasukan ini dipimpin oleh Guan Xing, anak Guan Yu. Dia juga kemudian bersujud dan menangis.

Setelah melihat Guan Xing, pikiran Liu Bei kemudian mulai melayang memikirkan Guan Yu dan dia menangis lagi. Tidak ada bujukan apapun yang dapat membuatnya menjadi gembira lagi.

"Aku membayangkan masa lalu yang mudah dan ceria ketika kami bertiga bersumpah sehidup-semati dibawah pohon persik. Sekrang aku menjadi kaisar. Bagaimana aku dapat bersuka-cita dan membagi keberuntunganku ini dengan mereka ! Mereka telah tewas mengenaskan dan ketika aku melihat kedua pemuda ini membuat hatiku sangat pilu !"

"Jendral Muda, kami harap anda pergi dahulu dan biarkan Kaisar kita beristirahat."

Mereka kemudian keluar.

Kata para pejabat2x yang ada disana, "Tuanku, kau sudah tidak muda lagi. Kau telah berumur 60 thn dan tidaklah baik bagi dirimu untuk bersedih seperti ini."

"Tetapi adik2xku, mereka telah meninggal. Bagaimana aku dapat hidup tanpa mereka ?"

Dia kemudian menangis lagi dan memukul2x kepalanya sendiri.

"Apa yang dapat kita lakukan ? Dia sedang sangat sedih ! Bagaimana kita dapat menyenangkan hatinya ?"

Ma Liang berkata, "Aku pikir akan sangat buruk bagi pasukan jika Tuan kita sepanjang hari hanya bersedih dan menangis."

Dan kemudian Chen Zhen berkata, "Aku pernah mendengar ada seorang pertapa hidup dipuncak gunung Biru didekat Cheng Du. Dikatakan bahwa dia berumur 300 thn. Namanya adalah Li Yin, dan orang2x berkata bahwa dia dapat melihat masa depan. Mari kita katakan pada Yang Mulia untuk memanggil orang ini sehngga dia dapat mengetahui masa depan dari ekspedisi ini. Mungkin hal ini akan memberi efek berbeda daripada yang dapat kita katakan kepada Yang Mulia."

Mereka pergi menemui Liu Bei dan meminta ijinya. Liu Bei setuju memanggilnya dan kemudian Chen Zhen pergi mencarinya. Segera utusan itu sampai disebuah kota didekat bukit dan dia bertanya pada penduduk disana. Mereka menunjukan sebuah jalan menuju sebuah desa terpencil, tempat itu sungguh berbeda dengan tempat lain disekitarnya, hampir seperti tempat peri didalam cerita dongeng. Segera tiba2x seorang pemuda datang menerima kedatangan Chen Zhen.

"Kau pasti Chen Zhen."

Chen Zhen terkejut bahwa pemuda itu mengenal dirinya dan dia berkata, "Bagaimana kau mengetahui namaku ?"

"Malam lalu, guruku pernah berkata bahwa utusan membawa titah kaisar akan datang dan dia menyebutkan namamu."

"Benar, gurumu itu memang orang bijak, reputasinya sesuai namanya." Jawab Chen Zhen.

Akhirnya keduanya meneruskan ketempat dimana pertapa itu berada dan Chen Zhen kemudian menceritakan maksud kedatangannya. Pertapa itu mengatakan bahwa dia terlalu tua untuk berpergian.

"Tetapi kaisar sangat ingin untuk menemuimu, aku harap kau mau untuk mencoba menemuinya."

Pada akhirnya setelah membujuknya, Li Yin setuju dan diapun ikut dengan Chen Zhen menemui Liu Bei. Liu Bei menerima orang itu dengan hormat dan dia cukup terkejut dengan penampilan Li Yin. Liu Bei memperhatikan bahwa Kepalanya yang telah beruban tetapi masih memiliki kulit yang halus dan bersih. Matanya juga berwarna hijau dan sinar kehidupan yang cerah.

"Dia benar2x bukan orang biasa." Pikir Liu Bei dan Liu Bei memperlakukan dia layaknya dia memperlakukan seorang Bijak.

Li Yin berkata, "Aku hanyalah orang tua yang tidak berguna dari desa diatas bukit yang tidak pernah belajar ilmu kebijaksanaan atau ilmu sastra apapun. Kau membuatku malu, kaisar karena memanggilku yang aku tidak tahu untuk apa."

"Kedua adikku dan aku telah bersumpah sehidup-semati 30-an thn yang lalu. Tetapi sekarang adikku telah tiada, kedua2xnya tewas mengenaskan. Aku sekarang akan memimpin pasukan besar untuk membalaskan dendam mereka dan berharap untuk mengetahui bagaimana ekspedisi ini akan berakhir. Mendengar kau, Tuan yang bijak, dapat melihat jauh kedalam misteri alam semesta ini maka aku mengutus orang untuk meminta petunjuk dari dirimu."

"Tetapi ini adalah nasib. Hal seperti ini bukan seorang tua sepertiku untuk mengtahui."

Tetapi Liu Bei menekannya untuk mengatakannya. Walaupun Begitu, Li Yin hanya mengambil kertas putih lalu pena bulu dan tinta serta menulis, "Prajurit, Kuda dan Senjata." kemudian lagi dan lagi dibanyak lembar kertas. Setelah selesai melakukan ini, dia menyobek semua kertas itu dan lebih dia lagi dai mengambar seorang pria tinggi terbaring kaku dan seorang lainnya diatasnya menggali kubur. Dan diatas semuanya dia menulis "Putih"

Setelah hal ini, dia bersujud kemudian berpamitan, Liu Bei merasa kesal dengan hal ini.

"Orang ini hanya orang gila. Apa yang dia katakan tidak ada harganya." Jawab Liu Bei.

Dan dia kemudian membakar kertas2x itu dan dia memerintahkan pasukannya segera bergerak lagi.

Anak Zhang Fei, Zhang Bao datang dan berkata, "Hu Ban dan pasukannya telah tiba. Aku harap kau sekarang dapat menunjukku sebagai pemimpin pasukan didepan."

Liu Bei melihat maksud dan tujuan mulia dan pemuda ini dan dia menyerahkan titah penugasan dan stempel kepada Zhang Bao.

Tetapi baru saja Zhang Bao memegang kedua benda itu, Seorang pemuda gagah lainya datang dan berkata, "Serahkan benda itu padaku !"

Dia adalah Guan Xing, Anak dari Guan Yu.

"Aku telah menerima penugasanku.," Jawab Zhang Bao.

"Apa kemampuanmu untuk menjalankan tugas besar ini ?" Tanya Guan Xing.

"Aku telah dilatih sebagia prajurit sejak masih kanak2x dan aku dapat memanah tanpa pernah luput dari sasaran.", Jawab Zhang Bao.

"Aku ingin melihat keahlian kalian berdua dan setelah itu aku akan menentukan siapa yang terbaik." Kata Liu Bei.

Zhang Bao lalu memerintahkan orang untuk meyiapkan sebuah bendera dengan jarak 100 langkah, kemudian ditengah bendera itu digambar lingkaran, bendera itu sendiri berkibar tertiup angin dan meyulitkan orang2x untuk melihat lingkara itu. Zhang Bao kemudian mengambil panahnya dan melesatkan 3 anak panah. Semuanya megenai lingkaran itu. Mereka yang hadir disana sangat kagum atas hal ini.

Lalu Guan Xing mengambil panah tersebut dan berkata, "Apa hebatnya dapat memanah sasaran yang diam seperti itu ?"

Ketika dia berkata seperti itu ada kawanan burung sedang terbang.

"Aku akan memanah burung yang ketiga." Kata Dia.

Dia menembak dan tepat mengenai burung yang ketiga.

"Hebat !!" Kata mereka yang ada disana.

Tetapi Zhang Bao marah dan dia naik keatas kudanya lalu mengambil tombak ular peninggalan ayahnya dan berkata, "Beranikah kau berduel denganku ?"

Guan Xing lalu setuju dan dia naik keatas kudanya serta mengambil pedangnya.

"Kau dapat menggunakan tombak, pikirmu aku tak dapat menggunakan pedang ?" Teriak dia.

Kedua Jendral Muda itu sedang akan bertarung habis2xan ketika Liu Bei kemudian memerintahkan mereka untuk berhenti.

"Jgn bertindak sembarangan !" Teriak Liu Bei.

Keduanya turun dari atas kudanya dan mereka membuang senjata mereka kemudian berlutut dan memohon ampunan.

"Anak muda, dari waktu ketika aku meninggalkan kampung halamanku di Zhuo dan bersumpah menangkat saudara dengan ayah kalian, mereka sudah seperti darah dan dagingku sendiri. Kalian berdua juga adalah saudara, dan kalian harus saling membantu satu sama lainnya untuk membalaskan dendam ayah kalian daripada ribut sendiri. Kalian telah kehilangan rasa persaudaraan kalian sementara kematian ayah kalian masih segar dalam ingatan kita semua. Dan jika begini terus apakah yang akan terjadi dikemudian hari ?"

Keduanya mengaku salah dan memohon ampunan.

"Dimanakan diantara kalian berdua yang lebih tua ?" Tanya Liu Bei.

"Aku lebih tua satu tahun darinya." Jawab Zhang Bao.

Liu Bei kemudian memerintahkan agar Guan Xing memberi hormat pada Zhang Bao dan disana, dihadapan semua orang, mereka mematahkan anak panah sebagai tanda bahwa mereka akan saling membantu satu dengan yang lainnya.

Liu Bei kemudian mengeluarkan titah menunjuk Hu Ban sebagai pemimpin pasukan dan kedua jendral muda itu ditunjuk sebagai wakilnya.

Pasukan mulai bergerak kembali dari darat dan juga sungai dan mereka mulai memasuki wilayah Wu.

Sementara itu kedua pembunuh Zhang Fei, Fan Jiang dan Zhang Da telah tiba di Wu dan menceritakan kepada Sun Quan mengenai cerita mereka.

Lalu kemudian Sun Quan mengumpulkan para bawahannya dan berkata," Liu Bei telah mendeklarasikan dirinya sebagai Kiasar dan dia memimpin pasukan besar lebih dari 800.000 prajurit. Apa yang harus kita lakukan ?"

Mereka semua menjadi pucat dan saling melihat satu sama lainnya. Kemudian Zhuge Jin berkata.

"Aku telah lama mengabdi pada Tuan dan belum sempat membalas segala kebaikan tuan. Aku akan mengambil resiko dengan mempertaruhkan nyawaku untuk pergi dan menemui Liu Bei ini. Aku akan berbicara padanya dan menjelaskan padanya mengenai keuntungan Wu dan Shu bersatu untu mengalahkan Cao Pi."

Usulan ini membuat Sun Quan sedikit lega dan dia menunjuk Zhuge Jin menemui Liu Bei dan membujuknya berdamai.

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons